Artikel

CLOSED QUESTIONS VS OPEN QUESTIONS

CLOSED QUESTIONS VS OPEN QUESTIONS

Posted by Admin 181

Jenis pertanyaan yang diajukan akan memengaruhi kedalaman awareness dari klien. Hal ini juga berlaku pada jenis pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka dianggap lebih memprovokasi pikiran dan kesadaran klien dibanding pertanyaan tertutup. Untuk itu, coach yang efektif akan cenderung lebih banyak menggunakan pertanyaan terbuka saat sesi coaching. 

Saat seorang coach mengajukan credential ICF, salah satu hal yang dinilai dalam rekaman sesi coaching adalah jumlah pertanyaan terbuka yang harus lebih banyak dibanding pertanyaan tertutup. Berdasarkan hal tersebut, beberapa sekolah coaching melarang penggunaan pertanyaan tertutup. Banyak coach yang juga menilai sesi coaching secara negatif saat terdapat pertanyaan tertutup yang diajukan. 

Lalu, apakah pertanyaan tertutup tidak dapat diberikan dalam sesi coaching?

Pertanyaan tertutup bisa diberikan saat sesi coaching. Coach yang efektif mampu menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Coach perlu meningkatkan kemampuan fleksibilitas dalam menggunakan  kedua jenis pertanyaan tersebut. 

Yuk kenali kedua jenis pertanyaan ini, untuk bisa memahami waktu yang tepat dalam memberikan pertanyaan terbuka maupun tertutup. Berikut kami rangkum pembahasan terkait pertanyaan tertutup dan terbuka: 

Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka membutuhkan jawaban deskriptif sehingga mendorong keterlibatan dan partisipasi klien lebih dalam. Pertanyaan terbuka memudahkan coach mengeksplorasi pikiran klien dan meningkatkan responsibility klien dalam sesi coaching. Pertanyaan terbuka umumnya diawali dengan kata tanya berikut:

  • What (Apa)

  • When (Kapan)

  • Where (Dimana)

  • How (Bagaimana)

  • Why (Mengapa), namun pemberian pertanyaan “Mengapa” perlu diperhatikan agar tidak terkesan menjudge klien

  • Who (Siapa)

Pertanyaan tertutup 

Pertanyaan tertutup umumnya menghasilkan jawaban “Ya” atau “Tidak” sehingga cenderung mengurangi pengungkapan informasi dari klien. Pemberian pertanyaan tertutup pada klien yang belum percaya pada coach dapat membuat klien melakukan blocking. Hal ini karena klien dapat memberikan jawaban pada pertanyaan tertutup meskipun tanpa berpikir lebih dalam atau menggunakan perasaan. 

Pertanyaan tertutup juga bisa berisi pertanyaan yang mengarahkan klien. Hal ini dapat terjadi jika coach merasa mengetahui penyelesaian masalah yang tepat bagi klien. Akibatnya, klien bisa saja mengikuti perspektif coach tanpa adanya awareness (kesadaran) dalam diri klien.

      Contoh pertanyaan tertutup yang berisi perspektif coach: 

  • Sudahkah Anda mencoba mengurangi makanan berkalori agar bisa mendapatkan berat badan yang ideal?

  • Apakah Anda bisa menyelesaikan tugas Anda tepat waktu?

Pertanyaan tertutup efektif digunakan dalam tiga kondisi, yaitu:

1. Mengkonfirmasi informasi atau kebenaran dari pengamatan coach

     Contoh:

  • Tadi Anda mengatakan bahwa Anda membutuhkan waktu untuk mempelajari buku tersebut, Apakah yang saya tangkap ini betul?

  • Saya merasa suara Anda bergetar saat menceritakan tentang arti saudara bagi Anda, Apakah yang saya tangkap ini betul?

2. Beralih ke pembahasan selanjutnya atau menegaskan arah percakapan

    Contoh: 

  • Boleh kita lanjut?

  • Tadi Anda menceritakan tentang usaha yang Anda lakukan agar bisa berbahasa inggris dengan fasih sebelum membahas tentang hasil TOEFL Anda. Bisa kita menyelesaikan pembahasan tentang usaha Anda terlebih dahulu?

3. Mengakhiri Percakapan

    Contoh:

  •  Apakah sesi ini sudah bisa kita tutup?

Jadi, pertanyaan terbuka digunakan jika coach ingin mengeksplor pikiran dan perasaan klien, sedangkan pertanyaan tertutup digunakan jika coach ingin mendapatkan konfirmasi dari klien. 

 

Setelah membaca artikel di atas, sudahkah Anda memahami kapan waktu yang tepat untuk mengajukan pertanyaan terbuka dan tertutup?

Anda dapat meningkatkan kemampuan fleksibilitas dalam memberikan pertanyaan terbuka dan tertutup dengan memperbanyak latihan. Keterampilan bertanya juga bisa Anda tingkatkan dengan mengikuti kelas sertifikasi coaching “Marly Certified Professional Coach” yang akan dimulai pada bulan Mei 2023. Pemberian materi dan praktik yang dilakukan pada kelas MCPC akan melatih keterampilan Anda dalam memberikan pertanyaan. 
 

Reference:

Reynolds, M. (2020). Coach the person not the problem. A guide to using reflective inquiry. Oakland : Berrett-Koehler Publishers, Inc

Starr, J. (2016). The coaching manual: The definitive guide to the process, principles and skills of personal coaching. Harlow, United Kingdom: Pearson Education.

Whitmore, John. (2009). Coaching for Performance. London: Nicholas Brealey Publishing 

 


Tags