Pernahkah Anda mengalami kesulitan dalam memberikan pertanyaan yang powerful? Padahal, Anda merasa telah memberikan banyak pertanyaan, tetapi belum bisa memprovokasi pikiran klien.
Coba tanyakan pada diri Anda, sudahkah Anda presence terhadap sesi coaching yang dilakukan?
Salah satu yang terpenting dari presence adalah active listening.
Sebagai coach, Anda perlu memahami bahwa mendengarkan dengan aktif akan meningkatkan kemampuan untuk memengaruhi pikiran orang lain. Namun, sayangnya kebanyakan orang justru tidak memerhatikan hal tersebut dan bahkan cenderung lebih banyak berbicara saat ingin memengaruhi orang lain.
Coach yang mampu mendengarkan klien secara aktif akan lebih mudah memahami klien dan situasinya, sehingga bisa memberikan pertanyaan yang powerful. Begitupun, klien yang didengarkan secara aktif oleh coach akan lebih santai dan dapat mengekspresikan pikiran dengan jelas.
Lalu, seperti apa sebenarnya mendengarkan yang aktif dalam coaching?
Terdapat beberapa ciri yang menggambarkan bahwa coach telah mengaplikasikan kompetensi mendengarkan secara aktif, yaitu:
- Coach berusaha mendengarkan pernyataan klien dan memproses informasi yang didengar dibanding memikirkan berbagai hal. Penting bagi coach untuk tidak memikirkan pekerjaan lainnya, dan bahkan pertanyaan selanjutnya, agar coach mengetahui kata kunci dari pembahasan klien.
- Coach merekam informasi yang diberikan klien dengan baik, yang dapat dilihat saat coach bisa dengan mudah me-recall informasi tersebut jika dibutuhkan.
- Coach memberikan tanda bahwa coach masih mendengarkan klien, baik dengan membuat suara, gerakan, maupun ekspresi yang sesuai. Misalnya mengangguk, mengatakan “Hmm”, dan "Iya".
- Coach mengkonfirmasi kembali apa yang dikatakan klien, baik dengan memberikan pertanyaan klarifikasi, mengulangi atau meringkas pernyataan klien, maupun menyampaikan kesimpulan dari pernyataan klien.
Lyon (2021) mengungkapkan bahwa untuk bisa meningkatkan keterampilan mendengarkan secara aktif, diperlukan komitmen. Komitmen yang dibutuhkan dalam artian saat Anda merasa pikiran Anda teralih, maka Anda harus berusaha kembali untuk fokus pada pernyataan klien. Selain itu, diperlukan latihan secara rutin agar keterampilan mendengarkan secara aktif bisa berkembang.
MEMBANGUN KEBIASAAN BARU UNTUK MENDENGARKAN SECARA AKTIF
Untuk mempermudah melakukan active listening selama sesi coaching, cobalah untuk tanamkan hal berikut ke dalam pikiran Anda:
“Setelah bertanya kepada klien, daripada saya memikirkan pertanyaan berikutnya agar percakapan tetap berlangsung, lebih baik saya mendengarkan klien dengan seksama. Saya akan mendengarkan semua pernyataan klien, serta memerhatikan perilaku dan ekspresi klien. Jika saya terdistraksi oleh pikiran saya sendiri, maka saya akan berusaha untuk kembali mendengarkan pembahasan klien”
Keterampilan mendengarkan secara aktif juga bisa Anda tingkatkan dengan mengikuti kelas sertifikasi coaching di Marly Optima Indonesia. Sesi praktik yang dilakukan pada program Marly Certified Professional Coach akan membantu Anda untuk meningkatkan kompetensi coaching Anda, salah satunya kompetensi mendengarkan secara aktif.
Reference:
Lyon, Alexander. (2021). Active listening skill. https://youtu.be/7wUCyjiyXdg, diakses pada 20 Maret 2023.
Stanier, M.B. (2016). The coaching habbit: Say less, ask more, and change the way you lead forever. Canada: Crayons Press.
Stanier, M.B. (2016). The coaching habbit: Say less, ask more, and change the way you lead forever. Canada: Crayons Press.
Penulis: Continuous Learning Team, Marly Optima Indonesia